As I Lay Dying
Kematian Orang Percaya Menurut Bapa Gereja
1. St. Clement dari Roma (96): “Ketika kita masih di dunia, mari kita bertobat dengan sepenuh hati… sehingga kita dapat diselamatkan oleh Tuhan…. Sebab, setelah kita meninggalkan dunia ini, kita tidak dapat mengaku dosa atau bertobat lagi.”[1]2. St. Ignatius dari Antiokhia (98- 117 ): “Lebih baiklah bagiku untuk mati karena Kristus, daripada hidup sebagai raja atas segala ujung bumi. Aku mencari Dia, yang wafat untuk kita; aku menghendaki Dia, yang bangkit demi kita. …” (Ignasius dari Antiokia, Rom 6,1-2).
3. Tertullian (abad ke 2): Kematian mengacu kepada sesuatu yang kehilangan prinsip vital yang membuatnya hidup. Maka tubuh yang kehilangan hidup ini menjadi mati…. Karena tubuh kita telah mati di dalam Adam, maka tubuh kita akan dibuat hidup di dalam Kristus.[2]
4. Aphraates (270-345): Ketika manusia meninggal dunia…. Hakim itu [Kristus] akan duduk, dan buku-buku kehidupan akan dibuka; dan perbuatan- perbuatan baik dan buruk akan dibacakan, maka mereka yang berbuat baik akan menerima penghargaan, dan mereka yang melakukan perbuatan- perbuatan jahat akan menerima hukuman dari Hakim yang adil.[3].
5. St. Agustinus (354-430): Setelah meninggalkan tubuh, jiwa diadili, sebelum ia dihadapkan pada penghakiman terakhir, saat tubuh dibangkitkan untuk bersatu dengan jiwa itu. Ini seperti pada kisah Lazarus yang miskin yang dibawa ke pangkuan Abraham, sedangkan orang kaya itu ke neraka; segera setelah kedua orang itu meninggal dunia (Luk 16:22-).[4] Semua jiwa yang meninggalkan dunia ini mempunyai penerimaan yang berbeda-beda, yang baik menerima suka cita, yang jahat menerima neraka. Setalah kebangkitan badan terjadi, baik suka cita mereka yang baik akan menjadi lebih penuh, dan siksa mereka yang jahat juga semakin besar, sebab mereka juga tersiksa dengan badan mereka….[5]
6. St. Teresa Avilla: “Aku ingin melihat Tuhan, dan untuk melihat-Nya, aku harus mati.”[6]
7. St. Therese dari Lisieux: “Aku tidak mati, aku memasuki kehidupan.”[7]
Sudahkah kita siap?
Akhirnya, mari bersama-sama kita merenungkan, sudahkah kita siap menghadapi kematian kita? Ini merupakan pertanyaan yang mudah dijawab dengan mulut namun sebenarnya tidak semudah itu, jika itu melibatkan segala konsekuensinya. Sebab walaupun kita telah memperoleh janji keselamatan dan kehidupan kekal, namun kita harus memperjuangkannya selama kita masih hidup di dunia ini, agar kita dapat menerimanya (lih. Fil 2:12). Apakah kita telah sungguh mengenal Allah dan mengimani Kristus? Apakah kita telah mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita? Dan mengasihi sesama demi kasih kita kepada Tuhan? Apakah kita telah merindukan persatuan dengan Tuhan dan kehidupan surgawi yang Tuhan janjikan? Apakah kita mau hidup dalam pertobatan terus menerus sampai pada akhir hidup kita?Ada baiknya pertanyaan- pertanyaan terus kita renungkan dalam hati kita, agar kita mengingat bahwa hidup kita di dunia ini adalah sementara. Namun, Tuhan telah mempersiapkan kehidupan yang kekal bagi kita orang-orang percaya. Mari kita senantiasa berdoa agar kita setia dalam iman, pengharapan dan kasih, sehingga pada saatnya nanti, kita melihat penggenapan firman ini:
“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1 Kor 2:9)
CATATAN KAKI:
- St. Clement of Rome, Second Letter to the Corinthians, 8:2 [↩]
- Lihat Tertullian, Against Marcion, Bk.5, Chap.9 [↩]
- Aphraates, Demonstrations, 8:20 [↩]
- St. Augustine, On the Soul and its Origin, Bk. 2, Chap. 4 [↩]
- St. Augustine, On the Gospel of John, 49:10 [↩]
- St. Teresa of Avilla, Life, Ch.1 [↩]
- St. Therese of Lisieux, The Last Conversations [↩]
Saya
membaca kisah tentang Dwight L.Moody, seorang penginjil besar di dunia
ini, di malam terakhir sebelum kematiannya, dengan kondisi badan yang
makin melemah, ia berkata bahwa ia melihat bagaimana surga terbuka. Dan
ketika Will putranya mendengar ayahnya berkata begitu, segera ia berkata
bahwa ayahnya pasti bermimpi. Tapi Moody berkata,’Tidak nak..ayah tidak
bermimpi...ini indah sekali..seperti jalan masuk yang panjang. Dan
kalau ini adalah kematian, maka ini adalah kematian yang indah sekali.
Bapa memanggilku, dan aku harus pergi...Jangan panggil aku kembali!!’
Dan
pemakaman penginjil besar inipun dilakukan dengan suatu kebaktian yang
megah dengan lagu-lagu pujian yang bersemangat karena ada kekasih Allah
disambut di surga, seluruh keluarga bersukacita.
Ditengah
keramaian itu, ada yang mengingat bagaimana Moody pernah berkata,’Kalau
satu waktu engkau membaca di surat kabar yang mengatakan bahwa aku
sudah mati, jangan percayai itu...karena justru pada saat itulah aku
mengalami hidup yang lebih dari sebelumnya. Saya dilahirkan dalam daging
pada tahun 1837 dan dilahirkan dalam Roh pada tahun 1855. Apa yang
dilahirkan dalam daging akan mati, tapi aku yang dilahirkan dalam Roh
akan hidup selama-lamanya.’
Kisah
seorang penginjil besar yang pernah dipakai Tuhan untuk membawa banyak
jiwa-jiwa buat Tuhan. Dia memang sudah tiada, tapi inspirasinya terus
hidup dan memotivasi banyak orang untuk terus maju dalam Tuhan.
KRISTEN & KEMATIAN
(G.I. Surya Soedipan) |
|
Dalam sejarah dunia di abad 20 pernah hadir seorang tokoh yang hidupnya
sangat menarik perhatian dunia yaitu Putri Diana Spencer. Beliau adalah
mantan istri Pangeran Charles, Putra Mahkota Kerajaan Inggris. Pesta
pernikahannya (tahun 1981) dianggap pesta pernikahan yang termahal dan
terbesar di abad 20. Kehidupan rumah tangga maupun kehidupan pribadinya
selalu menjadi berita yang tidak pernah lepas dari perhatian dunia.
Bahkan kematiannya akibat suatu kecelakaan (tahun1997) tetap menjadi
peristiwa yang mengejutkan dunia. Baik peristiwa pernikahannya maupun
upacara penguburannya diliput dan disaksikan oleh ratusan juta orang.
Sesuai dengan pembahasan artikel ini, maka yang ingin penulis pikirkan
adalah berapa jumlah orang yang mengantar pemakaman beliau? Berapa
jumlah orang yang menyaksikan (lewat TV ) acara pemakamannya? Berapa
banyak karangan bunga dan kartu ucapan duka yang dikirimkan langsung ke
Inggris ataupun ke Kedutaan Inggris di seluruh dunia? Dan berapa banyak
orang yang mendoakan semoga beliau "diterima di sisi Tuhan"?
Sebaliknya, dalam Alkitab, Tuhan Yesus pernah menceritakan tentang
seorang pengemis yang bernama Lazarus (Lukas 16:19-31), yang hidup
sebatang kara, tidak punya rumah yang layak untuk bermalam, badannya
penuh dengan borok, Dapat dibayangkan siapa yang mau menampung atau
mempekerjakannya? Akibatnya ia hanya dapat mengemis dan hidup hanya dari
belas kasihan orang. Ketika ia akhirnya mati, siapa yang peduli dengan
kematiannya? Andai masih ada orang yang mau memakamkannya, berapa orang
yang hadir dalam pemakamannya? Berapa banyak "rempah-rempah"dan "minyak
mur" yang dikirimkan atau diberikan kepadanya? Dan berapa banyak orang
yang mendoakan agar ia "diterima di sisi Tuhan"? Bisa diperkirakan
jumlah orang-orang yang bersuka cita karena kematiannya (karena tidak
akan "terganggu" lagi dengan kedatangan si pengemis borok ini) jauh
lebih banyak daripada yang berduka cita (itupun kalau masih ada yang
berduka cita untuknya)?
Dari 2 peristiwa di atas, jika dilihat dari sudut pandang dunia, sudah
tentu Putri Diana jauh lebih beruntung daripada Lazarus, si pengemis
borok ini. Sebab meskipun kehidupannya tidak mulus, tetapi Putri Diana
tetap masih mempunyai orang-orang yang mengasihinya. Hal ini jauh
berbeda dengan si Lazarus yang tidak mendapatkan seorangpun yang peduli
padanya. Lebih-lebih lagi, kalau kehidupan "di seberang sana" ditentukan
oleh banyaknya doa orang-orang baginya, Putri Diana mungkin akan
mendapatkan tempat yang paling mulia atau terbaik "di sana" yang pernah
bisa dicapai oleh seorang manusia. Sedangkan si Lazarus miskin ini entah
di mana lagi tempatnya. Sungguh kasihan sekali dia. Susah
selama-lamanya.
Namun kalau kita mau berpikir dan melihat hal di atas secara
sungguh-sungguh, barulah kita akan menyadari bahwa masalahatau
situasinya tidaklah segampang itu. Karena kita sebaiknya perlu tahu dulu
bahwa: Apakah betul "di seberang sana (setelah kematian)" itu masih ada
kehidupan atau suatu dunia yang lain"? Kalau ada, seperti apa
bentuknya? Apakah cuma 1 "macam" atau "banyak pilihan"? Andai ada banyak
pilihan, bagaimana kita memilihnya? Apakah pilihannya tergantung
kehidupan kita di dunia ini? Apakah juga tergantung doa-doa orang yang
dinaikkan untuk kita setelah kita mati? Lalu berapa lama kehidupan di
sana ? Dan seterusnya.. Sehingga ketika saat kematian itu tiba (yang
kita tidak tahu kapan waktunya) , kita tidak akan menjadi orang yang
bodoh dan malang, yang salah perhitungan dan yang sama sekali tidak siap
menghadapinya.
PENGAJARAN ALKITAB TENTANG KEMATIAN
Apa yang terjadi di balik kematian masih menjadi misteri dan perdebatan
banyak orang. Namun pada umumnya hari ini manusia sudah menyadari bahwa
betul di balik kematian masih ada dunia lain. Hal ini sangat nyata
terasa dan terlihat dalam banyak kasus atau kejadian ketika seseorang
akan meninggalkan dunia ini, di mana sebagian dari mereka ada yang
begitu tenang dan bahagia karena dijemput oleh orang-orang/pribadi yang
mereka kasihi. Sebaliknya sebagian lagi begitu ketakutan karena melihat
sesuatu yang begitu menakutkan yang belum pernah mereka temukan
sebelumnya. Bersyukur bagi orang Kristen, karena Tuhan memberikan kita
Alkitab, Firman Tuhan, yang cukup dan lengkap untuk menjadi pegangan dan
pedoman bahkan penuntun bagi umatNya sepanjang zaman. Jauh hari, bahkan
berabad-abad sebelum manusia mengetahunya secara ilmiah dan dibuktikan
secara ilmu pengetahuan, Tuhan, melalui FirmanNya, sudah memberitahukan
pada umatNya akan keberadaan manusia. Fakta mengenai kematiannya, bahkan
apa yang terjadi setelah kematian.
Dari Alkitab manusia akan tahu bahwa :
1. Manusia itu berasal dari debu, lalu diberi nafas hidup (dalam bahasa aslinya = "roh")
oleh Allah..
Kejadian 2:7 : "Ketika itulah TUHAN Allah membentuk
manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup."
2. Setelah mati, manusia (tubuh jasmaninya) akan kembali menjadi debu, tetapi rohnya
akan kembali kepada Allah, Sang Penciptanya. (Berarti rohnya tidak mati !!)
Kejadian 3:19 : "dengan berpeluh engkau akan mencari
makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah
engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi
debu."Pengkhotbah 12:7 "Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula,
dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya." ( Bdk Ayub 34:14 -
15)
3. Sesudah itu akan ada penghakiman yang adil dari Allah.
Ibrani 9:27 : "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk
mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,"Pengkotbah 11:9 :
"Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka
pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu,
tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau
ke pengadilan! " Pengkhotbah 12:14 : " Karena Allah akan membawa setiap
perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang
tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat."
4. Penghakiman itu terjadi pada akhir zaman, bagi yang percaya kepada
Tuhan Yesus akan dibangkitkan dan beroleh hidup yang kekal, dan bagi
yang tidak percaya akan beroleh penghukuman yang kekal.
Daniel 12:2 : "Dan banyak dari antara orang-orang yang
telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat
hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang
kekal."
Yohanes 6:40 : "Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu
supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir
zaman."
Yohanes 11:25 : "Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan
hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah
mati,"
Wahyu 20:11- 16 : "Lalu aku melihat suatu takhta putih
yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah
bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat
orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu
dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab
kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka,
berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut
menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan
maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka
dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut
itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua:
lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di
dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu."
KEMATIAN BAGI SEORANG KRISTEN
Tuhan Yesus adalah satu-satunya tokoh yang telah berhasil mengalahkan
maut atau kematian. Ia mengalami kematian di atas kayu salib untuk
menebus dosa manusia, dikuburkan, dan pada hari ketiga bangkit dari
kematian, dan hidup selamanya (1 Korintus 15). Ia adalah Tuhan yang
turun dari Surga ke dunia, dan setelah karya penebusanNya selesai Ia
kembali naik ke Surga, yang adalah rumahNya (Yohanes 3:13, 16:28). Dan
Ia sudah berjanji akan menjemput setiap orang yang percaya kelak, ketika
kematian itu datang dalam hidup mereka, sehingga kematian bukanlah lagi
hal yang menakutkan bagi orang yang percaya, tetapi sukacita dan
kebahagiaan yang terbesar karena dapat bertemu muka dengan muka dengan
Tuhan dan Juruselamat yang mengasihi dan dikasihinya. Bahkan kematian
bagi orang percaya juga berarti pekerjaannya dalam dunia ini sudah
selesai dan sekarang ia boleh beristirahat dalam rumah Bapa yang kekal.
Yohanes 14:1 - 6 : "Janganlah gelisah hatimu; percayalah
kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat
tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab
Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah
pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang
kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku
berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke
situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau
pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya:
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Wahyu 14:13 : " Dan aku mendengar suara dari sorga
berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam
Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh
beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka
menyertai mereka."
UPACARA KEMATIAN KRISTEN
Berdasarkan pemahaman yang diuraikan di atas, maka ketika kematian itu
tiba, seorang Kristen tidaklah membutuhkan apa-apa lagi, karena saat itu
juga (ketika ia mati) rohnya sudah langsung kembali ke "Rumah Bapa
Surgawi", ia tidak perlu "ditambahkan atau diberikan sesuatu lagi
"supaya "jalannya di sana menjadi lancar", dalam petinya tidak perlu
dibekali berbagai barang-barang, dan dalam jasadnya tidak perlu
diberikan mutiara, dsb. Bahkan ia tidak perlu didoakan supaya
diterima "di sisi Tuhan" (ia tidak perlu doa-doa kita lagi dan doa-doa
kita pun untuknya tidak ada pengaruhnya sama sekali. Jika ia adalah
seorang percaya, maka ia sudah bersama Tuhan di Surga, tetapi jika ia
adalah orang yang tidak percaya maka ia sudah berada di tempat
penghukuman yang kekal. Lihat Lukas 16:19-31, bdk 2 Kor 5:10).
Cara pemakaman bagi seorang Kristen tidak ada pantangannya, ia boleh dimakamkan atau dikremasikan kapan saja.
Tujuan utama upacara atau kebaktian kedukaan Kristen adalah untuk
menghibur anggota keluarga yang telah ditinggalkan, di mana melalui
Puji-Pujian dan Firman Tuhan (yang mengingatkan mereka kembali akan
pengharapan di dalam Tuhan), serta perhatian dari saudara seiman dan
sanak famili, mereka dapat dikuatkan kembali. Acara menaburkan minyak
wangi yang dilakukan sebagai penghormatan terakhir bagi yang meninggal,
seharusnya mengingatkan hadirin yang masih hidup agar selalu mengingat
keharuman, kebaikan, teladan baik dari almarhum/ah semasa hidupnya. Jadi
jelas dalam upacara kebaktian Kristen tidak ada hal apa pun yang
dilakukan untuk "roh orang yang meninggal".
PENUTUP
Janji Kristus mengenai "Rumah Bapa" yang "selalu ada tempat bagimu"
merupakan kekuatan dan penghiburan bagi setiap orang percaya yang pada
saatnya harus meninggalkan dunia ini. Janji ini sudah dialami
berjuta?juta orang yang percaya padaNya dan kitaÁpun hari ini masih
dapat menyaksikannya tatkala kita hadir di kamar seorang Kristen yang
mengasihi Tuhan, yang akan meninggalkan dunia ini.
Namun jika tiba saatnya bagi kita untuk meninggalkan dunia ini, sudah
siapkah kita? Ye mana kita pergi? Dan apa yang akan kita dapatkan?
1 Korintus 4:5 : "Karena itu, janganlah menghakimi
sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga
apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa
yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah."
|
Komentar
Posting Komentar