All About Christian Dying 3



30 Juni 2004

Nats : Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir (Kisah Para Rasul 20:24)
Bacaan : Kisah Para Rasul 20:17-25
Orangtua sering berkata kepada anaknya, “Pulanglah sebelum hari gelap!” Di daerah yang belum ada listrik, para pelancong biasanya berusaha mencapai tujuan sebelum matahari tenggelam. “Pulang sebelum hari gelap” berarti perjalanan yang berhasil dan tiba dengan selamat.
Robertson McQuilkin mengatakan ini untuk menyatakan keinginannya untuk setia kepada Tuhan sepanjang perjalanan rohaninya. Doanya ditutup dengan kalimat, “Tuhan, tolong saya agar ‘tiba di rumah sebelum hari gelap’.” Ia menjelaskan demikian, “Saya takut ... bila berhenti sebelum menyelesaikannya atau menyelesaikannya dengan buruk, sehingga saya menodai kemuliaan-Mu, mempermalukan nama-Mu, dan mendukakan hati-Mu yang penuh kasih. Banyak orang menasehati, selesaikanlah dengan baik.”
Perkataan McQuilkin ini menyatakan kerinduan Paulus yang besar ketika ia menghadapi bahaya yang menantinya di Yerusalem: “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah” (Kisah Para Rasul 20:24).
Ini merupakan firman anugerah dari Allah (ayat 32) yang menguatkan kita untuk terus bertahan dalam iman, karena firman-Nya mengatakan bahwa Dia sanggup menguatkan kita hingga akhir hidup kita. Karena itu, tetaplah berjalan dan percaya sementara kita berdoa: “Karena karunia-Mu, Bapa, dengan kerendahan hati aku mohon Engkau membimbingku tiba di rumah sebelum hari gelap” —David McCasland
PERLOMBAAN HIDUP DIJALANKAN OLEH IMAN
DAN DIMENANGKAN OLEH ANUGERAH 

27 Agustus 2004

Nats : Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi (Ibrani 9:27)
Bacaan : Kejadian 2:8-17
Seorang pria yang kondisi kesehatannya terganggu memutuskan untuk pindah ke tempat yang beriklim lebih hangat. Untuk memastikan bahwa ia mendapatkan tempat yang sesuai dengan kebutuhannya, ia mengunjungi beberapa lokasi. Ketika berada di Arizona, ia bertanya, "Berapa suhu rata-ratanya?" "Bagaimana dengan kelembaban udaranya?" "Berapa hari matahari bersinar di sana?" Ketika ia bertanya, "Berapa angka kematiannya?" ia mendapatkan jawaban: "Sama dengan tempat asal Anda, Kawan. Satu kematian untuk setiap kelahiran."
Sekalipun kemajuan di bidang ilmu kedokteran untuk memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup sudah dapat dicapai, namun angka kematian tetap tidak berubah. "Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja" (Ibrani 9:27), karena "semua orang telah berbuat dosa" (Roma 3:23) sedangkan "upah dosa ialah maut" (Roma 6:23).
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk hidup dengan pengertian yang benar bahwa kematian mengakhiri kehidupan, dan setelah kematian datanglah penghakiman. Setiap orang yang memercayakan keselamatannya kepada Kristus akan dikeluarkan dari maut, "bangkit untuk hidup yang kekal". Tetapi setiap orang yang menolak Dia akan "bangkit untuk dihukum" (Yohanes 5:29). Bagi orang yang tidak percaya, kematian memeteraikan hukuman atas mereka. Tetapi bagi orang percaya, kematian membawa pada kemuliaan.
Alangkah bijaksana orang yang berani menghadapi kematian yang pasti. Tetapi lebih bijaksana orang yang menyiapkan diri untuk menghadapinya --Richard De Haan
KEMATIAN ADALAH HALAMAN TERAKHIR PERJALANAN WAKTU
DAN HALAMAN PERTAMA DARI KEKEKALAN 

28 Agustus 2004

Nats : Maka menangislah Yesus (Yohanes 11:35)
Bacaan : Yohanes 11:1-7,32-36
Ayah saya (Richard De Haan) telah berjuang menghadapi penyakit yang melemahkan selama bertahun-tahun. Kami memohon agar Tuhan segera memanggilnya. Namun, ketika saya berlutut di sisi tempat tidurnya dan melihatnya mengembuskan napas terakhir, air mata yang selama ini saya tahan, mengalir dengan deras. Ketika saudara-saudara dan ibu saya saling berpelukan dan berdoa, perpisahan tersebut semakin terasa.
Kejadian itu membantu saya memahami makna ayat yang pendek dalam Alkitab: "Maka menangislah Yesus" (Yohanes 11:35). Allah Putra menangis! Dia mengetahui kenyataan di surga. Dialah sumber segala pengharapan pada hari kebangkitan yang akan datang. Namun demikian, Yesus menangis. Dia sangat mengasihi sahabat-sahabat-Nya: Maria, Marta, dan Lazarus, sehingga "masygullah hati-Nya" (ayat 33). Yesus benar-benar merasakan kepedihan di hatinya.
Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita bergulat dengan berbagai macam emosi. Jika seorang yang masih muda meninggal, kita bertanya, "Mengapa?" Ketika kematian datang setelah penderitaan yang panjang, kita bergumul untuk memahami mengapa Tuhan menunggu sekian lama untuk memberikan kelegaan. Kita mulai berpikir Allah itu jauh dan tidak tersentuh oleh kepedihan kita. Kita mungkin mempertanyakan hikmat dan kebaikan-Nya. Namun, kita membaca, "Maka menangislah Yesus." Allah sangat tersentuh oleh penderitaan kita.
Ketika situasi yang menyakitkan terjadi dalam hidup Anda, ingatlah ayat yang pendek itu. Yesus juga mencucurkan air mata --Kurt De Haan
JIKA ANDA RAGU BAHWA YESUS PEDULI
INGATLAH AIR MATA-NYA 

29 Agustus 2004

Nats : Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seseorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya (Yohanes 6:51)
Bacaan : Imamat 24:1-9
Roti sudah tidak lagi dianggap sebagai suatu benda yang sedemikian penting seperti halnya pada zaman Alkitab. Kita biasanya tidak menganggap roti sebagai simbol kebutuhan hidup. Akan tetapi pada zaman Yesus, roti melambangkan berbagai jenis makanan bergizi dengan segala bentuknya.
Kenyataan di atas membantu kita memahami mengapa Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk meletakkan roti dalam Ruang Kudus di Kemah Pertemuan, yang merupakan lambang dari rumah Tuhan. Di sanalah, di dalam ruangan pertama itu, terdapat dua belas potong roti yang harus disajikan di atas sebuah meja emas "di hadapan Tuhan" (Imamat 24:6). Roti-roti itu mengingatkan bangsa Israel bahwa Allah selalu memelihara milik-Nya ketika mereka datang dan berkenan kepada-Nya. Roti mencerminkan janji Allah untuk memberikan pemenuhan kebutuhan bagi semua manusia yang lapar dan haus akan kebenaran (Matius 5:6; Matius 6:31-34).
Bagi umat yang percaya kepada Kristus, roti juga dapat melambangkan Alkitab, Yesus, persekutuan orang kristiani, atau persediaan yang telah disiapkan Allah untuk memenuhi kebutuhan rohani kita. Dia memelihara kita dan selalu siap sedia untuk mengenyangkan kita. Akan tetapi, tawaran-Nya tersebut bukannya tanpa syarat. Dia berjanji akan memberikan "roti" setiap hari bagi mereka yang di dalam ketaatan telah mengkhususkan diri untuk hidup dan makan dari tangan Allah.
Tuhan peduli kepada semua orang yang dengan sukarela dan rendah hati menerima makanan jasmani dan rohani dari-Nya --Mart De Haan
HANYA KRISTUS SANG ROTI HIDUP
YANG DAPAT MEMUASKAN LAPAR ROHANI KITA 

13 September 2004

Nats : Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika ... delapan puluh tahun, ... kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan (Mazmur 90:10)
Bacaan : Mazmur 90
Para ilmuwan memperkirakan bahwa batas rata-rata usia manusia di Amerika Serikat dapat mencapai 100 tahun sebelum akhir abad ke-21. Mereka mengatakan bahwa unsur genetik yang mengendalikan penuaan dapat direkayasa untuk memperpanjang usia hingga lebih dari 70 sampai 80 tahun seperti yang dikatakan di dalam Mazmur 90:10. Namun, babak pamungkas dari hidup tetap terbaca, "berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap".
Musa, yang menuliskan kata-kata itu, menyamakan keberadaan kita dengan rumput yang tumbuh subur di pagi hari yang kemudian lisut dan layu di waktu petang (ayat 5,6). Walaupun Musa hidup sampai usia 120 tahun (Ulangan 34:7), ia selalu mengingat bahwa umur manusia itu singkat. Karena itu ia berdoa, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana" (Mazmur 90:12).
D.J. De Pree, anggota senior dewan direksi RBC, menafsirkan ayat-ayat itu secara harfiah. Ia menghitung jumlah hari sejak kelahirannya sampai ia berusia 70 tahun kelak. Di setiap penghujung hari ia mengurangi satu angka dari jumlah keseluruhan. Pengurangan itu mengingatkannya untuk membuat setiap hari bermakna bagi Tuhan.
Kita semua merupakan bagian dari adegan yang berlangsung cepat. Seyogianya hal itu membuat kita bijak, tetapi tidak melunturkan semangat kita. Musa menganggap Allah sebagai "tempat perteduhan"-nya (ayat 1). Itulah cara untuk menghadapi masalah panjangnya usia dari keberadaan kita yang fana di dunia ini --Dennis De Haan
HIDUP YANG DIJALANI BAGI ALLAH BERMAKNA KEKAL 

5 Juni 2005

Nats : Ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara (Amsal 18:24)
Bacaan : Amsal 18:14-24
Lazimnya di sekolah kedokteran, para mahasiswa telah dilatih untuk menolong pasien agar tetap hidup, sementara itu mereka diberi sedikit instruksi untuk membantu pasien menghadapi kematian. Namun, hal ini berubah dengan ditambahnya mata kuliah tentang pendampingan orang yang mendekati ajal. Kini para dokter diajari bahwa apabila mereka telah mengerahkan seluruh kemampuan medis tetapi tidak menghasilkan kesembuhan, mereka harus memanfaatkan kesempatan untuk mendampingi pasien yang sekarat dengan penuh belas kasih dan menjadi sahabat baginya.
Kematian menakutkan sebagian be-sar kita dan membuat kita merasa canggung menghadapi seorang pasien yang sudah sekarat. Namun, kesempatan terbesar kita untuk menolong seseorang dalam nama Yesus dapat datang selama hari-hari terakhirnya di dunia ini.
Alkitab berbicara tentang persahabatan yang tidak memiliki batasan. Orang bijak berkata, "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu" (Amsal 17:17). Dan "ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara" (Amsal 18:24). Yesus berkata, "Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yohanes 15:13).
Yesus adalah Tabib kita Yang Agung sekaligus Sahabat kita. Dia berjanji tidak akan meninggalkan ataupun mengabaikan kita (Ibrani 13:5). Dia meminta kita untuk mendampingi sahabat dan keluarga kita di dalam nama-Nya, saat mereka hampir sampai di pengujung perjalanan mereka di dunia. Inilah yang akan dilakukan seorang sahabat sejati —DCM
SEORANG SAHABAT SEJATI AKAN SETIA SAMPAI AKHIR


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nadab & Abihu

Genesis 40, The process in Joseph life

Pujian - Praise : Sebuah Fondasi yang Kuat