Jews Fest 2


Hari Raya Paskah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Paskah Yahudi
Perlengkapan perayaan Paskah Yahudi.
Paskah (bahasa YunaniΠάσχα Paskha) atau Ibrani (Pesakh berarti melewatkan, yakni kisah Allah membunuh anak-anak sulung Mesir.[3]Menurut kalender Yahudi, Perayaan ini selalu dimulai pada tanggal 14 Nisan yang bertepatan atau berselisih 1-2 hari sebelum atau sesudahbulan purnama dan berlangsung selama satu minggu.[3]
Ciri utama dari perayaan Paskah adalah makan bersama keluarga di rumah masing-masing yang dilakukan pada malam hari.[3] Hidangan utama dalam perayaan ini adalah domba Paskah dan perjamuan Paskah ini disebut seder. Sebelum melakukan perayaan ini (beberapa jam sebelum tanggal 14 Nisan), domba paskah tersebut disembelih di Bait Allah dan darahnya dipercikkan di atas altar.[6] Namun, tradisi ini tidak berlangsung lagi (atau setidaknya tidak dilakukan lagi di Bait Allah) sejak Bait Allah runtuh pada tahun 70 Masehi.[3] Walaupun demikian, tradisi ini masih dapat dijumpai pada masyarakat Samaria yang memang tidak menyembelih hewan kurban di Bait Allah.[7]

Pelaksanaan Ibadah Paskah Yahudi
Roti tak beragi.
Sebagai persiapan perayaan ini, setiap keluarga menyembelih seekor domba atau kambing jantan yang berumur setahun dan mengoleskan darahnya pada kedua tiang pintu rumah mereka.[3][8][9] Mereka memanggangnya lengkap dengan kepala dan isiperut.[3][8]. Sementara itu, anak-anak mencari sisa-sisa ragi roti dalam rumah dan membuangnya (benedikat chametz) sementara nyonya rumah menyalakan lilin Paskah (hadlakat ha-nerot) yang kemudian dilanjutkan dengan pemberkatan lilin dan cawan anggur pertama (kaddesh) dan pencucian tangan (urchatz).[3] Pertama dilakukan pemecahan roti tak beragi dan memakannya (yachatz) serta mencari afikomen (makanan pencuci mulut yang disembunyikan dalam roti tak beragi) lalu dilanjutkan dengan memakan salad yang dicelupkan ke dalam cuka dan air garam sebagai hidangan pembuka.[3] Kemudian, para tamu makan sayur pahit dan haroseth, yaitu pencampuran kenari, buah-buahan, dan anggur.[3]

Sebuah keluarga Yahudi melaksanakan festival Paskah.
Lalu, anak terkecil dalam keluarga tersebut (biasanya sudah disiapkan) bertanya kepada ayah atau kakeknya dengan pertanyaan berikut : "Pada malam lain, kita makan roti beragi atau roti tak beragi, tetapi mengapa malam ini kita hanya makan roti tak beragi ? Pada malam lain, kita makan makanan yang dimasak, dipanggang, atau direbus, tetapi mengapa malam ini hanya masakan yang dipanggang ? Pada malam lain, kita mencelup hanya satu kali, tetapi mengapa malam ini kita mencelup dua kali ?"[3] Setelah mendengarkan pertanyaan tersebut, bapak menceritakan kisah mengenai perbudakan bangsa Israeldi tanah Mesir. Setelah cerita selesai, seluruh keluarga meminum anggur kedua (maggid) dan mencuci tangan kedua kalinya (rachtzah) serta dilanjutkan dengan pemberkatan dan memakan roti tak beragi (motzi atau matsah), makan sayur pahit (maror) dan makanan penutupnya (korech).[3]
Setelah tahap tersebut berakhir, dilanjutkan dengan tahap perjamuan festival (shulcan orech) dan memakan afikomen.[3] Setelah makan, seluruh keluarga minum anggur ketiga dan mengundang Nabi Elia (barech).[3] Di antara tahap minum dan makan, dinyanyikan Mazmur Pujian (Hallel) yang diambil dari Mazmur 113-114 pada bagian pertama dan Mazmur 115-118 pada bagian penutup sebagai Mazmur Paskah.[3]
Hidangan terakhir adalah domba Paskah yang berumur setahun.[3] Setelah itu, dinyanyikan mazmur-mazmur pujian dan meminum anggur keempat (nirtzah).[3] Segala sisa makanan yang tersisa hingga keesokan harinya dibakar.[3][8]

Hari Raya Roti Tak Beragi (Hag Hammassot)
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hari Raya Roti Yang Tidak Beragi
Festival Roti tak Beragi (Hag Hammassot) adalah bagian perayaan musim semi Yahudi yang berlangsung antara tanggal 15 hingga 21 Nisan.[3] Selama masa ini, orang Yahudi memakan roti tanpa ragi untuk mengingatkan mereka bagaimana mereka tidak memiliki waktu untuk mengembangkan roti mereka dalam persiapan mereka meninggalkan Mesir.[3]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nadab & Abihu

Genesis 40, The process in Joseph life

Pujian - Praise : Sebuah Fondasi yang Kuat