Worshipper
Manusia diciptakan memiliki hasrat untuk menyembah. Penyembahan dilakukan sebagai suatu bentuk pemujaan kepada sesuatu atau seseorang yang dianggap memiliki kekuatan untuk mengatur segala yang akan terjadi. Secara umum penyembahan dimaksudkan sebagai suatu persembahan yang dapat diberikan untuk menyenangkan oknum yang disembah sehingga oknum yang disembah diharapkan dapat memenuhi keinginan dari orang yang menyembah.
Sebagai orang percaya, kita tahu bahwa satu-satunya oknum yang layak disembah adalah Tuhan Yesus Kristus. Dialah Allah yang menjadi manusia, diam diantara manusia, dan menjadi satu-satunya penyelamat manusia dari dosa melalui kematianNya. Firman Tuhan berkata bahwa sebab itulah Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama diatas segala nama, supaya semua lidah mengaku Yesus adalah Tuhan dan segala lutut bertelut menyembah Dia sebagai Raja diatas segala raja. (Filipi 2:8-9)
Secara umum, penyembahan dipandang sebagai sebuah liturgi dengan menyanyikan sebuah lagu lambat, dengan mata tertutup, tangan yang terangkat, dan bahasa roh. Tetapi sesungguhnya penyembahan lebih dari sekedar saat kita beribadah di hari Minggu atau persekutuan lainnya. Penyembahan meliputi seluruh aspek hidup kita (tubuh, jiwa, roh), dimanapun kita berada, dan apapun yang sedang kita kerjakan selalu mempermuliakan Dia sebagai Tuhan.
Secara khusus penyembahan dalam ibadah dimaksudkan untuk beberapa hal :
- Menyatakan bahwa diri kita hanya seorang hamba. Ketika seorang hamba datang kepada tuannya, ia layak menghampiri jika dalam posisi sujud/tersungkur dengan dengan muka menghadap kebawah. Seorang hamba tidak layak memandang wajah tuannya sampai terdengar sebuah perintah dari tuannya untuk dilaksanakan. Dalam ibadah, penyembahan dimaksudkan untuk mencari perkenananNya atas kehadiran diri kita.
- Menyatakan bahwa kehadiran kita adalah semata-mata untuk menyenangkanNya. Ibadah dimaksudkan bukan untuk mencari kesenangan bagi diri kita tetapi kesenanganNya (Wahyu 4:11). Mengutip penulis lagu Heart of Worship, penyembahan bukan soal diri kita tetapi diriNYA (...It’s all about You).
- Menyatakan bahwa kita sebenarnya tidak layak menerima pujian, hormat, kemuliaan dan kuasa yang diberikan oleh orang lain kepada kita. Dalam penyembahan, saatnya kita mengembalikannya kepada DIA yang layak menerimanya (Wahyu 5:12).
Komentar
Posting Komentar