PUBLIC SPEAKER
PUBLIC Speaker adalah orang yang
melakukan Public Speaking (PS), yakni berbicara di depan umum, utamanya ceramah
atau pidato. Secara luas, PS mencakup semua aktivitas berbicara (komunikasi
lisan) di depan orang banyak, termasuk dalam rapat, membawakan acara (jadi MC),
presentasi, diskusi, briefing, atau mengajar di kelas.
Presenter
TV dan penyair radio termasuk melakukan PS dilihat dari sisi jumlah audience
yang banyak (publik), meskipun tidak face to face.
Menjadi
“Great Public Speaker” dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:
1.
Practice –Latihan pidato di depan kawan-kawan, keluarga, bahkan anjing/kucing,
atau siapa saja yang bisa mendengarkan; di depan cermin; menggunakan recorder.
2.
Building Skill –membangun keterampilan PS dengan memahami teknik PS, meliputi
persiapan dan penyampaian.
PERSIAPAN
Persiapan Mental
1. Rileks! Atasi
gugup dengan menarik nafas panjang/dalam; menggerakan badan; berdiri tegak
layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap, lalu tersenyumlah!
2. Know the room!
Jadikan seakan-akan ia kamar Anda sendiri.
3. Know the
audience! Kenali karakteristik dan pandang mereka sebagai teman akrab.
4. Know your
material! Anggaplah Anda yang paling tahu.
Persiapan Fisik
1. Pastikan kondisi
badan dan suara fit, segar, dan normal
2. Kenakan pakaian
yang serasi dengan susana acara.
3. Jangan memakan
keju, mentega, atau minum susu, soda, teh, kopi, sekurang-kurangnya sejam
sebelum tampil.
4. Jabatlah tangan
Anda agar darah mengalir — membuat gerakan tangan Anda lebih alami saat
berbicara di podium.
5. Jaga agar mulut
dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral.
Persiapan Materi
1. Baca literatur
dan cari sumber data sebanyak mungkin. Semakin banyak pengetahuan dan wawasan,
Anda pun kian percaya diri.
2. Susun pointer
atau outline.
3. Anda punya empat
pilihan penguasaan materi: Membaca naskah (Reading from complete text), menggunakan
catatan (Using notes) berupa garis
besar materi (outline) –ini cara terbaik, menggunakan hapalan (memory) –pilihan terburuk
karena komunikasi denganaudience berkurang, terutama soal kontak mata; dan
menggunakan alat bantu visual sebagai catatan (Using Visual Aids as Notes).
PEMBUKAAN
1. Start Low and
Slow
2. Don’t apologize.
3. Teknik pembuka
a.l. langsung menyebut pokok persoalan yang akan dibicarakan; mengajukan
pertanyaan provokatif, menyatakan kutipan — teori, ungkapan, peristiwa, atau
pepatah.
PENYAMPAIAN
1. Teknik
pemaparan: deduktif – gagasan utama ke perincian; “teori” ke empiris; induktif
– kasus ke kesimpulan; empiris ke “teori”; kronologis – Urutan peristiwa.
2. Audible
–bicaralah agak keras agar cukup terdengar (Audible)
3. Clarity —
ucapkan setiap kata dengan jelas (Clarity).
4. Gunakan kata
berona (colorfull word) – yang melukiskan sikap,
perasaan, keadaan. Misalnya, kata “terisak-isak” lebih berona daripada kata
“menangis”; kata “matanya berbinar-binar” -> bergembira, dll.
5. Kalimat aktif (action words) lebih dinamis
daripada kalimat pasif.
PENUTUP
1. Langsung tutup,
ucapkan salam, jika materi pembicaraan sudah disampaikan atau waktu sudah
habis.
2. Teknik penutup:
menyimpulkan, menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat berbeda,
mendorong audience untuk bertindak (Appeal for Action), kutipan sajak,
kitab suci, pribahasa, atau ucapan ahli, memuji khalayak, dll.
ELEMEN PUBLIC
SPEAKING
Teknik Vokal
1. Intonasi (intonation) –nada suara,
irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata.
2. Aksentuasi (accentuation) atau logat, dialek. Lakukan stressing pada kata-kata
tertentu yang dianggap penting.
3. Kecepatan (speed). Jangan bicara terlalu cepat.
4. Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan
pengucapan kata-kata; pelafalan kata (pronounciation).
5. Infleksi – lagu
kalimat, perubahan nada suara; hindari pengucapan yang sama bagi setiap kata.
Infleksi naik (go up) menunjukkan adanya lanjutan, menurun (go down) tunjukkan akhir
kalimat.
Eye Contact
1. Pandang
audience; sapukan pandangan ke seluruh audience.
2. Pandang tepat
pada matanya!
Gesture
1. Alami, spontan,
wajar, tidak dibuat-buat.
2. Penuh, tidak
sepotong-sepotong, tidak ragu.
3. Sesuai dengan
kata-kata.
4. Gunakan untuk
penekanan pada poin penting,
5. Jangan
berlebihan. Less is more!
6. The most
important gesture: to SMILE!
7. Gerakan tubuh
meliputi: ekspresi wajah, gerakan tangan, lengan, bahu, mulut atau bibir,
gerakan hidung, kepala, badan, kaki.
8. Setiap gerakan
mengandung tiga bagian: Pendekatan (The Approach) – Tubuh siap
untuk bergerak; Gerakan (The Stroke) – gerakan tubuh
itu sendiri; dan Kembali (The Return) – kembali ke
posisi semula atau keadaan normal.
9. Variatif, jangan
monoton. Misalnya terus-menerus mengepalkan jari tangan di atas.
10. Jangan
melalukan gerakan tubuh yang tidak bermakna atau tidak mendukung pembicaraan
seperti: memegang kerah baju, mempermainkan mike, meremas-remas jari, dan menggaruk-garuk
kepala.
11. Makin besar
jumlah hadirin, kian besar dan lambat gerakan tubuh yang kita lakukan. Jika
kita berbicara di depan hadirin dalam jumlah kecil, atau di videoconferencing, atau di televisi, lakukan
gerakan tubuh alakadarnya (smaller gestures).
Humor
1. Bumbu Public
Speaking.
2. Use Natural
Humor! Don’t try to be a stand up
comedian!
3. Gunakan hentian
(pause) sekadar
memberikan kesempatan kepada pendengar untuk tertawa.
4. Teknik humor
a.l. Exaggeration –melebihkan sesuatu secara tidak proporsional.
Misalnya, ungkapan “hujan lokal” bagi pembicara yang “menyemburkan” air liur; parodi –meniru gaya suatu
karya serius (lagu, pepatah, puisi) dengan penambahan agar lucu, misalnya
mengubah lirik lagu dengan kata-kata baru bernada humor; teknik belokan
mendadak –membawa khalayak untuk meyakini bawa kita akan berbicara normal,
namun tiba-tiba kita mengatakan sebaliknya atau tidak disangka-sangka pada
akhir pembicaraan. Contoh: Saya mencintai seorang wanita, namun kami tidak bisa
menikah karena keluarganya merasa keberatan. Saya tidak bisa apa-apa, karena
keluarganya yang tidak setuju itu adalah suami dan anak-anaknya!; TV (baca: tivi) yang dibuat di Bandung dan bermerk “Parisj van
Java” yaitu tipikir-pikir tidak ada.
Komentar
Posting Komentar