KeMah Pemimpin
“Menjadikan
VISI menjadi KENYATAAN”
1. Visi:
- Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi serta melayani Tuhan dan sesama.
MEMBANGUN KELUARGA KRISTEN :
- Didalamnya terkandung pertumbuhan, pembinaan, pelayanan, dan penjangkauan.
- MENGASIHI, kepada Tuhan dan sesama.
- MELAYANI, kepada Tuhan dan sesama.
2. “Keuangan
dalam KeMah –
Manajemen Keuangan dan Prinsip Persembahan yang Alkitabiah”
Pemimpin KeMah
haruslah menang dalam masalah keuangan, seperti yang disyaratkan bagi
seorang penilik jemaat dalam 1Timotius
3:1-3. Pengelolaan keuangan dalam KeMah
termasuk didalamnya pengelolaan keuangan pribadi dan keuangan dalam
kelompok. Kelompok bentuknya sangat beragam, yang paling kecil (contohnya
keluarga) dan bisa juga sebesar sebuah perusahaan. Namun demikian dalam bahasan
kali ini besaran kelompok adalah bentuk
keluarga, dan secara lebih khusus KeMah.
3. “Proses Multiplikasi”
PROSES DALAM KELOMPOK KECIL (KeMah)
1.
MENGENAL
2.
MENGASIHI
3.
HUBUNGAN
4.
TINGGAL-LANDAS
5.
MULTIPLIKASI
FAKTOR-FAKTOR PENTING UNTUK MULTIPLIKASI
1.
PEMIMPIN
Pemimpin memiliki hubungan dengan Tuhan atau
waktu Saat Teduh yang baik. Dia juga memiliki jangkauan untuk kelompok dan
keluar kelompok. Dan kerinduan untuk membangun kelompok.
2.
SASARAN
Menetapkan sasaran dari kelompok dan berdoa
untuk itu menjadi bagian penting dalam pertumbuhan.
3.
PELATIHAN
& PERTEMUAN
Memperlengkapi pemimpin untuk menghasilkan
pemimpin, untuk kelanjutan kelompok. Pertemuan yang diadakan memungkinkan
adanya umpan balik dari pemimpin.
Proses multiplikasi memakai indikator jumlah
anggota dan lama berdirinya KeMah.
Jika anggota sudah siap maka proses multiplikasi dapat dilakukan.
4. “Manajemen Konflik”
Konflik terjadi ketika individu harus memilih antara 2 (dua)
atau lebih tindakan untuk meredakan ketegangan/ketidak puasan yang terjadi.
Secara sederhana konflik bisa diartikan sebagai bentrokan kepentingan yang
berbeda. Hal yang patut diperhatikan disini bahwa konflik pasti
terjadi tapi bagaimana supaya dampaknya tidak merugikan.
Konflik berhubungan sekali dengan pilihan. Pilihan adalah
unsur penting dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin adalah seseorang yang secara
percaya diri dan juga secara bijaksana menentukan pilihan bagi orang-orang yang
dipimpinnya.
Secara garis besar akan ada 3 (tiga) jenis konflik:
1.
Approach – Approach Conflict.
2.
Avoidance – Avoidance Conflict.
3.
Approach – Avoidance Conflict.
Konflik yang terjadi bisa bersifat INTERNAL, maksudnya
terjadi dalam kehidupan pribadi masing-masing individu. Namun juga bisa
bersifat EKSTERNAL, berhubungan dengan orang lain/kelompok.
KeMah adalah
bagian dari gereja. Konsep utama dari KeMah
adalah penggembalaan berjenjang. Karena itu dimungkinkan yang terjadi
adalah konflik antara: (i) jemaat – jemaat; (ii) jemaat – pemimpin; (iii)
pemimpin – pemimpin.
Cara-cara dalam menangani konflik:
1.
Membahas masalah yang ada
sehingga diketahui akar permasalahan yang menjadi sumber konflik.
2.
Membuat skala prioritas untuk
menempatkan mana masalah yang terlebih dahulu harus diselesaikan.
3.
Membantu pihak-pihak yang terlibat untuk mengenali dan mengambil keuntungan dari perbedaan. (Matius 25:14-30, 1Korintus 12:12).
Membantu pihak-pihak yang terlibat untuk mengenali dan mengambil keuntungan dari perbedaan. (Matius 25:14-30, 1Korintus 12:12).
“5. Pengajaran:
17 Pengakuan Iman - Gereja Pantekosta di Indonesia”
1.
Kami percaya
Alkitab adalah Firman Allah yang diilhamkan oleh Roh Kudus terdiri dari 66 buku
“Kejadian sampai dengan Wahyu” (II Timotius 3 : 16; II Petrus 1 : 21).
2.
Kami percaya
Allah Yang Maha Esa dan kekal dalam wujud Trinitas : “BAPA dan PUTERA dan ROH
KUDUS”, ( Ulangan 6 : 4; I Timotius 2 : 5; I Yohanes 5:7; Matius 28 : 19 ),
Keesaan namaNya yaitu : “ TUHAN YESUS KRISTUS“, ( Kisah Para Rasul 2 : 36; 8 :
12; 10 : 48; Matius 1 : 1; Wahyu 22 : 20 – 21; Kisah Para Rasul 19:5; I Petrus
3:15 ).
3.
Kami percaya
Allah pencipta alam semesta dan manusia, seperti tertulis dalam Kitab Kejadian
( Kejadian 1 dan 2; Yohanes 1:1-3; Kolose 1:16; Roma 4:17; Roma 1:19-20).
4.
Kami percaya
Tuhan Yesus Kristus , Anak Allah yang telah menjadi manusia, dilahirkan Perawan
Maria yang mengandung oleh Roh Kudus, mati disalib, menanggung dosa manusia,
dikuburkan, bangkit, naik ke surga dan akan datang kembali. ( Yohanes 20 : 31;
Roma 1 : 4; I Yohanes 4 : 15; Yohanes 1 : 14; Filipi 2 : 7-8; II Timotius 3
:16; Matius 1 : 18; Yesaya 7 : 14; Lukas 1 : 35; I Timotius 1 : 15; Kisah Para
Rasul 4 : 1 – 12; 10 : 42- 43; Roma 6 : 4; I Korintus 15 : 3-4; I Tesalonika 4
: 15, 17).
5.
Kami percaya
Roh Kudus adalah Pribadi Allah yang memiliki sifat: Kekal, Mahahadir,
Mahakuasa, Mahatahu, Mahakudus, Mahakasih dan baptisan Roh Kudus yaitu
kepenuhan Roh Kudus dengan tanda berkata-kata dalam berbagai bahasa sebagaimana
diilhamkan oleh Roh Kudus diterima oleh orang percaya, bertobat dan lahir baru
(I Yohanes 5 : 7; II Korintus 13 : 13; Ibrani 9 : 14; Mazmur 139 : 7-10; Lukas
1 : 35; Kejadian 1 : 2; Ayub 26 : 13; Kisah Para Rasul 2 : 4; 10 : 45-46; 19 :
6; Markus 16 : 17; Yohanes 7 : 38-39).
6.
Kami percaya
baptisan air, yaitu diselamkan dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, yaitu
Tuhan Yesus Kristus wajib dilakukan bagi mereka yang diselamatkan yaitu
percaya, bertobat dan lahir baru, untuk menggenapkan kebenaran Allah. (Markus
16 : 15-16; Kisah Para Rasul 2 : 38; 8 : 12, 37 dan 39; Matius 3 : 15; 28 : 19;
Markus 1:15).
7.
Kami percaya
keselamatan orang berdosa, roh, jiwa dan tubuh, oleh anugerah dan iman kepada
Tuhan Yesus Kristus, dan semua orang percaya harus mempertahankan keselamatan,
kekudusan, kesetiaan dan apabila tidak memeliharanya, keselamatan itu dapat
hilang ( Efesus 2 : 8-9; Roma 10 : 9-10; I Korintus 1 : 18; Filipi 2:12; Matius
24:13; Ibrani 3:12; II Petrus 2: 20-22; 1: 4-11; Yudas 1:3 ).
8.
Kami percaya
peranan karunia–karunia Roh Kudus dalam Jemaat. (I Korintus 12: 4 – 11; 14:26).
9.
Kami percaya
Perjamuan Tuhan yang lazim disebut Perjamuan Kudus harus diterima oleh mereka
yang percaya. ( Lukas 22: 19-20; I Korintus 11:23-26; Yohanes 6:53 – 56).
10.
Kami percaya
kesembuhan Allahi atas segala penyakit oleh bilur–bilur Yesus dalam kuasa
nama-Nya. (Yesaya 53:4; I Petrus 2:24; Kisah Para Rasul 4:30; Markus 16:18).
11.
Kami percaya
penyerahan anak-anak adalah kehendak Tuhan. (Lukas 2:22–27; Matius 19:13–15; Markus
10:13–16; Lukas 18:15–17).
12.
Kami percaya
Gereja Tuhan yang esa, persekutuan orang-orang percaya, kudus dan sempurna
sebagai Mempelai Perempuan, disingkirkan selama masa tiga setengah tahun
tribulasi, diubahkan dan diangkat pada kedatangan kembali Tuhan Yesus. (Yohanes
17:21–23; Efesus 4:12–16; I Tesalonika 5:23; I Petrus 5:10; I Tesalonika 5:4; I
Korintus 15: 51).
13.
Kami percaya
Tuhan Yesus Kristus sebagai Mempelai Laki–laki, Raja atas segala raja dan Tuan
atas segala tuan, yang akan datang untuk menghukum isi dunia dengan adil, dan
akan memerintah dalam Kerajaan Seribu Tahun Damai bersama Mempelai Perempuan
yaitu Gereja-Nya. (Kisah Para Rasul 1:11; Wahyu 22:7; I Korintus 15:24–25; I
Tesalonika 4:16–17; II Tesalonika 1:7-9; Wahyu 20:10–15; Wahyu 19:11-16; I
Timotius 6:15).
14.
Kami percaya
kebangkitan orang–orang kudus sebelum Kerajaan Seribu Tahun Damai dan
kebangkitan orang–orang berdosa sesudah Kerajaan itu; orang kudus akan menerima
hidup kekal, orang berdosa akan menghadap tahta Allah untuk menerima pehukuman
kekal dalam lautan api. (Wahyu 20:1–15; I Tesalonika 4:16–17).
15.
Kami percaya
langit dan bumi baru yang berisi Kebenaran, tempat kediaman kekal umat tebusan
darah Kristus (I Petrus I:18-19; II Petrus 3:13; Wahyu 21: 1–18).
16.
Kami percaya
pertemuan–pertemuan ibadah, wajib dilaksanakan secara tetap dengan khidmad dan
sukacita. (Kisah Para Rasul 2:25; Keluaran 23:25; Ibrani 10:25; Mazmur 47:2;
100:1-5; 134:2; 150:1-5).
17.
Kami percaya
setiap pemerintah adalah hamba Allah yang ditetapkan Allah. (Roma 13:4; I
Petrus 2:17; I Timotius 2:1-2; Amsal 21:1).
6. “Penjangkauan Jiwa yang efektif”
Kata Injil
berasal dari bahasa Yunani “euaggelion”
yang bisa diartikan “kabar baik.” Namun demikian kata ‘euaggelion’ mengandung
makna, suatu tugas yang harus dikerjakan, dan bukanlah suatu pilihan yang bisa
dihindari.
Apakah
Kabar Baik itu? “Bahwa Yesus Kristus mati di kayu salib dan bangkit kembali di
hari ketiga untuk membawa semua yang percaya kepada hidup yang kekal.” (1Korintus 15:1-4, Yohanes 3:16).
Memberitakan
Injil adalah perintah Yesus yang terakhiir sebelum terangkat ke surga sering disebut sebagai Amanat Agung, yaitu: “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-KU
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah KUperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19).
Menjangkau
jiwa adalah sinonim dari apa yang menjadi pekerjaan murid-murid Yesus.
“Yesus berkata kepada mereka: "Mari,
ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Matius 4:19).
Bagaimana
cara melakukan penjangkauan jiwa yang efektif?
1. Kenali target orang yang akan
dijangkau. Sebagai panduan umum, Keluarga
Mahanaim (KeMah) dibentuk
sebagai bentuk penggembalaan untuk menjangkau 3 (tiga) kelompok orang,
berdasarkan prioritas:
o
Prioritas
pertama: Jemaat GPdI Mahanaim .
Untuk mengembangkan
pelayanan secara maksimal diperlukan adanya partisipasi aktif dari setiap
jemaat untuk memperhatikan sesama jemaat. Karena itu tujuan KeMah adalah keterlibatan seluruh
jemaat GPdI Mahanaim dalam bentuk Keluarga Mahanaim.
o
Prioritas
kedua: Orang-orang Kristen yang belum
berjemaat (belum memiliki gereja).
Menurut statistik dari
200.000 penduduk Tegal, 15.000 diantaranya mengaku beragama Kristen, namun yang
terlibat aktif menghadiri Ibadah setiap minggu hanya sekitar 3.000 orang.
o
Prioritas
ketiga: Orang-orang belum Percaya kepada Yesus
Kita hidup di tengah
masyarakat yang sebagian besar belum percaya bahwa Yesus adalah jalan kebenaran
dan hidup. Kita harus menjangkau mereka dengan kasih, tentunya disertai hikmat
supaya kita tidak salah langkah.
2. Mempelajari cara berkomunikasi untuk
penjangkauan jiwa.
Seorang pemimpin diharapkan dapat menjalin hubungan melalui komunikasi
yang baik, sekalipun dengan orang yang belum dikenal dengan baik. Dimulai dengan pendekatan pribadi melalui
obrolan-obrolan tentang topic-topik yang umum. Jika orang tersebut terbuka
untuk bertukar pikiran. Maka jika ada kesempatan yang tepat alihkan pertanyaan
kepada topik penderitaan, masalah hidup, dan kematian. Kemudian mengajukan
pertanyaan kunci: “Apakah Anda yakin
kemana Anda pergi setelah kematian?”
3. Follow-up
dari jiwa-jiwa baru tersebut.
Hal ini yang seringkali terabaikan, tindakan setelah penjangkauan. Sama
seperti tanaman butuh disiram, dirawat dan dijaga, agar dapat bertumbuh dengan
baik. Demikian juga dengan jiwa-jiwa baru. Perlu ditanyakan kabar dan keadaan
mereka, baik secara jasmani (kesehatan, usaha, pekerjaan, dll.) dan juga secara
rohani (kehidupan doa, ibadah, dll.) Misalnya mereka memiliki masalah-masalah
khusus, bisa diatasi dengan sharing
dimana setiap anggota KeMah memiliki kesempatan untuk mengajukan solusi
untuk masalah yang dihadapi. Namun demikian jika jiwa baru tersebut merasa
masalahnya sangat pribadi, maka dapat diselesaikan secara khusus oleh Kepala
Keluarga (KK) dan/atau Keluarga Inti (Kati). Apabila masalah tidak bisa
diselesaikan, maka bisa meminta bantuan Staf Gereja atau Gembala Senior.
Beberapa
petunjuk tambahan untuk memberitakan Kabar Baik:
a. Mintalah pimpinan Allah (Kisah Para
Rasul 16:6, 9-10). Seperti Paulus yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk pergi ke
Makedonia, atau Filipus yang dibawa Roh Allah untuk menemui sida-sida dari
Etiopia.
b. Menumbuhkan jiwa misi yang penuh
kasih. Seperti yang tertulis di 1Korintus 13, semua yang kita lakukan haruslah
berdasarkan kasih.
c. Kabarkan tentang Yesus, bukan
tentang Gembala Senior, Staf Gereja atau aturan-aturan Gereja. Cerita yang
efektif adalah apa yang Yesus sudah lakukan kepada hidupmu.
d. Imanilah. (Markus 16:16-18). Percaya
bahwa akan ada jiwa yang meresponi panggilan Tuhan. Suatu ironi jika seorang
pembawa Kabar Baik ternyata tidak percaya pada kabar yang dibawanya.
Komentar
Posting Komentar